GLOBALMEDAN.COM, MEDAN – Dalam rangka membantu Pemerintah dalam hal mencegah penyebaran Bakteri Tuberkolosis (TBC), Pihak Universitas Sumatera Utara (USU) telah bekerjasama dengan Pihak Lembaga Pemasyarakatan Provinsi Sumatera Utara telah memberikan penyuluhan dan sekaligus pemanfaatan botol obat ‘SoSa’ di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, baru-baru ini.
Dalam SoSa itu terdapat Aplikasi campuran ramuan obat dalam botol itu. Ramuan itu merupakan hasil penemuan USU dari Prof dr. Sorimuda Sarumpaet MPH dan Dra Syarifah,MS. “Aplikasi dari Botol 'SoSa' ini merupakan satu satu pengabdian dari Tridharma Perguruan Tinggi yang merupakan kewajiban dari dosen di samping tugasnya sebagai tenaga pengajar di kampus,” kata dua tim Mahaguru Pengabdian USU. Jadi selain menjalankan aktivitas sebagai pengajar, Pihaknya ingin memberikan kontribusinya langsung kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan ataupun pengaplikasikan dari hasil penelitian yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, kata Sorimuda .
Menurut Sorimuda bahwa dengan adanya pelaksanaan aplikasi pemanfaatan Botol ramuan SoSa kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Klas 1 dan Rutan Tanjung Gusta. menurut mereka, Aplikasi ramuan itu bisa bermanfaat mengurangi risiko penularan TB Paru kepada masyarakat sekitarnya.
Dari data kesehatan bahwa Prevales rate TB Paru di Sumatera Utara dari 100.000 orang penduduk, ada 794 orang berpotensi terkena TBC dan Rata rata terjangkit TBC sebanyak 501 dari 100.000 orang penduduk dengan tingkat kematian akibat TBC sebanyak 41orang per 100.000 penduduk. Untuk Kota Medan, rata-rata kasus TBC di Kota Medan diperkirakan 129 per 100.000 orang penduduk. Bisa jadi karena kurangnya perhatian kesehatan dan penangganan serius pada awal terjangkit bakteri TB ini kadangkala kasus penangganan Penularan TB Paru di Lapas dan rutan lebih tinggi dibanding kasus TBC pada masyarakat di luar Lapas, kata Prof Sorimuda.
Jadi dalam Aplikasi Botol SOSA (Sori dan Syarifah), untuk setiap wadah terdapat larutan lisol 5-20 % dapat membunuh kuman TB dalam dahak, kantong ini juga disertai pesan promosi kesehatan. Botol SOSA telah diuji coba dan dipercaya bisa mematikan bakteri TBC dengan penilaian masa penularan yang masih singkat sehingga belum didapatkan hasil yang signifikan.
Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi kantong SOSA dan botol SOSA menganalisa efektivitas kantong SOSA dan botol SOSA. Dalam kegiatan tersebut dilakukan simulasi cara membuang dahak yang benar, penggunaan masker dan tisu agar tidak menularkan kepada orang sekitarnya melalui botol SOSA yang diberikan kepada penderita TB di Lapas dan Rutan Tanjung Gusta Kota Medan.
RESPON BAIK
Kegiatan tersebut mendapat dukungan dan respon yang sangat baik dari Kepala Divisi Pemasyarakatan Provinsi Sumatera Utara Mhd Jahari Sitepu, SH, M Si. serta petugas kesehatan di lapas dan rutan yaitu dr Dinda dan dr Sherly. Melalui kegiatan ini diharapkan penularan TB Paru di lapas dan rutan akan dapat menurun dan selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan WBP di lapas dan rutan.
Populasi seluruh penderita TBC Paru BTA+ yang berobat ke Puskesmas kota Medan dari bulan Maret sampai Juli 2018 berjumlah 125 penderita dan analisa menggunakan uji Kruskal-Wallis da Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PMO, kepatuhan minum obat, kebiasaan menggunakan masker, kebiasaan membuang dahak dan perilaku mencegah penularan melalui lingkungan ternyata penggunaan kantong dan botol SoSa lebih efektif dibandingkan dengan kelompok non intervensi (p<0,05).
Bisa karena Desain botol SoSa tampil sederhana maka pihaknya Nampak lebih efektif dan lebih dapat diterima oleh penderita TBC Paru dalam menurunkan risiko penularan TB Paru dibandingkan lainnya. Pemanfaatan ini direkomendasikan kepada petugas TB puskesmas agar lebih memotivasi dan mengedukasi penderita TBC Paru untuk menggunakan botol SoSa sebagai wadah tempat membuang dahak, masker dan tisu habis pakai.
Penderita TBC Paru dianjurkan patuh minum obat sesuai dengan anjuran petugas TB Puskesmas, selalu memakai masker ketika batuk dan membuang dahak pada botol SoSa. Penderita TBC Paru dan orang sekitarnya dianjurkan untuk selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (*/Edi Sukarno)