Untuk hari ini, Pangdam I/BB Tarawih di Mesjid Rumkit Putri Hijau Medan, saat tarawih, didampingi Aslog Kasdam,
Kabintaljarahdam I/BB, Kakesdam I/BB, Kajasdam I/BB, Karumkit Putri Hijau, Kahubdam I/BB, Wakakumdam I/BB, Kasetumdam I/BB, di Rumkit Putri Hijau Medan, Jum'at (22/4/2022).
Menurut Pangdam I/BB bahwa Shalat Tarawih adalah shalat sunnah yang wajib dilakukan seorang muslim dan shalat ini hanya ada pada bulan Ramadhan saja.
Untuk itu, selaku pimpinan harus bisa memberikan contoh tauladan kepada para prajurit dan para satuan jajaran di Kodam I/BB agar dapat mengintropeksi diri untuk menjadi insan prajurit yang lebih baik, demi tugas dan pengabdiannya, jelas Pangdam I/BB.
Sementara itu, Kasi Binrohis Bintaljarahdam I/BB Ustadz Mayor Inf Jalaluddin Dalimunthe dalam Tausiah sebelum Sholat Tarawih mengatakan bahwa sudah saatnya sebagai Umat Muslim di Bulan Ramadhan ini harus memperbaiki diri dan memohon ampunan dari Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Surah Al- Qur'an Az-Zumar 39: Ayat 53 berfirman, "Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Surah ini, menurut para ulama dinilai sebagai ayat yang paling memberikan ketenangan dan harapan kepada umat manusia. Pasalnya, tidak ada manusia yang tidak berdosa. Tidak ada pula yang bisa mengampuni dosa kecuali Allah.
Seperti Hadits Riwayat Muslim, ada seorang pembunuh 99 Orang, ia menyesali perbuatannya dan ingin bertobat dengan mendatangi seorang rahib dan bertanya adakah taubat untuknya?, karena ia telah membunuh 99 orang, Rahib itu menjawab, 'Tidak.' maka sang pembunuh itupun langsung membunuh rahib itu menggenapkan hitungan menjadi seratus.
Dalam pencarian atas keinginan menemukan jawaban atas pertobatan akhirnya ia bertemu seorang alim lainnya, bertanya adakah taubat untuknya?,
dia telah membunuh seratus orang, lalu Sang alim menjawab Ya Ada, siapa yang menghalanginya dari taubat. Pergilah dari kota ini menuju kota sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah. Maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka.
Dalam perjalanan, pembunuh itu meninggal, arwahnya diperebutkan Malaikat rahmat dan Malaikat adzab, akhirnya Alloh SWT menurunkan malaikat lainnya untuk memberi pengadilan untuk memberikan jawaban.
Malaikat itu berkata 'Ukurlah antara kedua kota. Kemana dia lebih dekat, maka arwah ini untuknya.' Lalu mereka mengukurnya, dan mereka mendapatkannya lebih dekat kepada kota yang dia tuju. Akhirnya, Malaikat rahmat mengambilnya."
Lanjut, Ustadz Jalaluddin, dikisahkannya, pada zaman Rasulullah ada seorang sahabat, Tsa’labah bin Abdurrahman. Dia sangat setia melayani Rasulullah SAW. Suatu ketika Rasulullah mengutusnya untuk suatu keperluan.
Dalam perjalanannya dia melewati rumah salah seorang dari Anshar, maka tanpa sengaja ia melihat seorang wanita Anshar yang sedang mandi. Karena takut kepada Allah dan malu kepada Rasulullah SAW atas perbuatannya itu, ia kabur dan mengasingkan diri selama 40 hari, menuju ke sebuah gunung yang berada di antara Makkah dan Madinah, Rasulullah SAW kehilangan dia.
Dalam setiap malam, Tsa’labah meraung -raung memohon ampunan dari Allah SWT, hingga Jibril alaihissalam turun kepada Nabi dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam buatmu dan berfirman kepadamu, 'Sesungguhnya seorang laki-laki dari umatmu berada di gunung ini sedang memohon perlindungan kepada-Ku."
Atas dasar itu, Rasulullah meminta "Wahai Umar dan Salman! Pergilah cari Tsa'laba bin Aburrahman, lalu bawa kemari." Keduanya pun lalu pergi menyusuri perbukitan Madinah dan menemukan Tsa'laba bin Aburrahman, lalu membawanya menghadap Rasulullah saat itu lagi sholat, Tsa'laba menunggu pun itupun pingsan.
Usai bertemu dengan Rasulullah, Tsa'labah pun pulang ke rumah dan akhirnya sakit selama 8 hari. Mendapatkan kabar sahabatnya sakit, Rasulullah pun langsung berkunjung ke rumah Tsa'labah.
Dihadapan Rasulullah, Tsa'labah menceritakan bahwa tubuhnya seperti dikerubuti semut pada tulang, daging dan kulitku. Rasulullah pun bertanya "Lalu apa yang engkau inginkan?”. "Ampunan Tuhanku,” jawab Tsa'labah.
Atas kejadian tersebut, maka turun Malaikat Jibril AS dan berkata, "Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, ”Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula,".
Tak lama Tsa'labah pun meninggal, segera dimandikan dan dikafani, usai itu Rasulullah bersabda "Demi Zat yang telah mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya! Karena, banyaknya malaikat yang turut melayat Tsa’labah."
Nabi Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan kepada hamba-hamba Allah dengan memberi kesan atau menunjukkan rahmat dan kasih sayang Allah, betapapun berdosanya seseorang, ia maha pengampun dan lagi maha penyayang.
Artinya, kita jangan berputus asa dari rahmat Allah karena Allah mengampuni semua dosa. Tidak ada dosa yang tidak diampuni-Nya jika seseorang mau bertobat, sebelum ajal menjemput, sebut Ustadz.
Jadi baik dosa seluas bumi, dan sedalam lautan, Allah selalu membuka pintu taubat kepada hamba-hamba yang mau bertobat, kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Lagi Maha penyayang, tutup Ustadz Jalaluddin.
Editor : Edi Sukarno
Sumber : Pendam I/BB
