Hal ini disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi dalam keterangannya, Minggu (30/12/2023).
Menurut Kadispenad bahwa tindakan penahanan yang diambil pimpinan TNI AD dilakukan agar mempermudah proses pemeriksaan dan penyelidikan atas peristiwa yang terjadi tersebut.
Dikatakan Kadispenad bahwa pimpinan TNI AD selalu berkomitmen untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, setiap prajurit yang melakukan pelanggaran akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Jadi, siapa pun nanti oknum anggota yang terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan tersebut, tentu akan diambil langkah dan tindakan tegas sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," tegasnya.
Atas kejadian tersebut, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Tandyo Budi Revita, menyampaikan permintaan maaf langsung, ia mewakili Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak meminta maaf kepada masyarakat Boyolali atas peristiwa yang terjadi tersebut.
"Kodam IV/Diponegoro juga telah berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk membantu pengobatan terhadap para korban," ujar Kristomei.
Kristomei kembali menjelaskan, bahwa peristiwa itu terjadi secara spontan karena kesalahpahaman dua belah pihak. Sebab, saat prajurit sedang bermain bola voli, terdengar suara knalpot brong yang gasnya digeber oleh pemotor yang sedang melintas.
Apalagi, Kristomei jelaskan, masyarakat sekitar juga mengaku merasa terganggu dengan suara knalpot pemotor tersebut. (*/*)
