Mereka adalah lulusan Pendidikan Tamtama (Dikmata) Gelombang I Tahun Anggaran 2025 di Pusat Pendidikan Artileri Medan (Pusdikarmed), Jawa Barat. Kini, setelah melewati tempaan keras mental dan fisik, mereka dipersiapkan untuk tugas yang tak biasa — menjadi pionir pembangunan lewat satuan baru, Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP).
Di hadapan mereka, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Tandyo Budi Revita berbicara, bukan sekadar dengan suara, tetapi dengan jiwa.
"Hari ini, kalian bukan hanya menjadi prajurit TNI. Kalian menjadi pelita bagi negeri ini, membangun di titik-titik yang jauh dari hiruk pikuk kota, namun dekat di hati bangsa," tegas Tandyo.
BTP bukan sekadar satuan. Ia adalah manifestasi dari mimpi besar seorang pemimpin bangsa — Presiden RI Prabowo Subianto — yang sejak 2022 menabuh genderang perubahan, membangun kekuatan TNI yang bukan hanya melindungi, tetapi juga bisa menghidupi rakyatnya.
Selama pendidikan, prajurit-prajurit ini bukan hanya diajarkan cara bertempur. Mereka disiapkan untuk menjadi pejuang pembangunan, pendorong perubahan, dan penjaga harapan di tanah-tanah yang lama merindukan tangan negara.
"Tugas ke depan tidak ringan. Kalian akan menghadapi kesulitan, keterbatasan, bahkan kesepian. Tapi ingatlah, setiap jengkal tanah yang kalian bangun, setiap jiwa yang kalian tolong, adalah bukti bahwa Indonesia tak pernah melupakan anak-anaknya," ujar Tandyo, suaranya menggetarkan barisan prajurit.
Penutupan pendidikan ini bukanlah akhir. Ia adalah gerbang menuju perjuangan yang sesungguhnya, perjuangan tanpa sorot lampu, tanpa gemuruh tepuk tangan, namun penuh arti bagi sejarah bangsa.
Di tengah tiupan angin Cimahi, 1.728 prajurit muda itu mengambil langkah awal mereka. Langkah yang akan menggema, jauh hingga ke ujung-ujung negeri.
