Ade Lubis (26), penjaga toko yang pertama kali menemukan jenazah, tak kuasa menahan keterkejutannya. "Biasanya dia ada di sekitar sini, tapi pagi ini dia sudah tidak bergerak. Saya langsung lapor ke kepala dusun," ujarnya dengan suara bergetar.
Kepala Dusun 13 Bandar Klippa segera menghubungi Babinsa Serma Heriyandi Siko dan Bhabinkamtibmas. Serma H. Siko dengan sigap tiba di lokasi, mengamankan TKP, dan berkoordinasi dengan petugas Polsek Medan Tembung.
"Kehadiran Babinsa sangat penting untuk menjaga situasi tetap kondusif," kata seorang saksi mata.
Mr. X, sosok misterius yang hidup dalam bayang-bayang jalanan, dikenal warga namun identitasnya tetap menjadi teka-teki.
"Dia jarang bicara, kami tidak tahu namanya," ungkap seorang pedagang pasar.
Setelah melakukan tindakan awal, Serma H. Siko melaporkan kejadian ini kepada Danramil 13/Percut Sei Tuan, Mayor Inf Fitriadi.
"Laporan ini bagian dari prosedur standar, agar Danramil mendapat informasi lengkap dan arahan lebih lanjut," jelas Serma H. Siko.
Mayor Inf Fitriadi merespons cepat, menginstruksikan Serma H. Siko untuk terus berkoordinasi dengan polisi dan memantau perkembangan. "Sinergi TNI-Polri sangat penting dalam penanganan kasus ini," tegas Mayor Inf Fitriadi.
Jenazah Mr. X telah dievakuasi untuk autopsi. Polisi terus menyelidiki identitas dan penyebab kematiannya. "Kami akan usut tuntas kasus ini," janji seorang petugas.
Penemuan ini bukan sekadar berita kriminal, tetapi juga potret buram kehidupan tuna wisma. Mereka hidup dalam keterbatasan, sering kali terlupakan. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli dan berempati.
