
www.komando.top, Jakarta - Hari ini, PERHIMPUNAN Indonesia Tionghoa (INTI) Genap berusia 26 Tahun. Perhimpunan INTI yang didirikan pada 10 April 1999 ini telah aktif berperan dalam merajut kebhinnekaan Indonesia.
Selama dua dekade lebih, Perhimpunan INTI telah menjadi ruang tumbuh bagi generasi muda Tionghoa-Indonesia untuk berkontribusi, belajar, dan melayani masyarakat.
Diketahui, Program-program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, hingga bantuan kemanusiaan yang digagas INTI tidak hanya memperkuat solidaritas internal komunitas secara berkelanjutan, tetapi juga membuktikan bahwa keberagaman merupakan aset strategis bangsa.
Semangat itulah yang dituangkan dalam logo ulang tahun ke-26 ini. Dalam filosofi Tionghoa, angka 2 dan 6, bila dikonfigurasi secara visual, dapat berkaitan atau membentuk angka 8, simbol keberuntungan dan kemakmuran.
Begitu pula perjalanan Perhimpunan INTI selama 26 tahun ini, konsisten membentangkan jalan kolaborasi, memperkuat jembatan lintas organisasi, budaya, agama, dan lembaga negara, serta menjalin simpul-simpul kebhinnekaan dalam bingkai persatuan Indonesia.
Logo ulang tahun kali ini sedikit terinspirasi dari filosofi itu. Konfigurasi angka 2 dan 6 menjadi angka 8, bukan hanya simbol kemakmuran, melainkan juga refleksi dari harmoni, kontinuitas, dan peran aktif INTI sebagai penghubung lintas elemen bangsa.
Dalam situasi geopolitik dan geoekonomi global yang penuh ketidakpastian, Indonesia memerlukan lebih banyak simpul pengikat.
Saat ini, Perhimpunan INTI dipimpin Teddy Sugianto dan Indra Wahidin, sebagai Ketua Umum dan Ketua Harian, bersama Candra Jap selaku Sekretaris Jenderal, memandang masa depan dengan keyakinan bahwa potensi (peluang) usaha yang paling menjanjikan akan lahir dari kolaborasi lintas sektor yakni teknologi ramah lingkungan, ketahanan pangan, ekonomi digital, serta industri kreatif berbasis budaya lokal yang terkoneksi dengan jaringan global.
Kita tentu percaya bahwa kekuatan bangsa ada pada keberagamannya. Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, dengan semangat yang berwarna, merah, putih, dan biru, lambang keberanian, kesucian, dan kepercayaan.
Perhimpunan INTI akan terus hadir dan berperan aktif dalam dinamika pembangunan bangsa, termasuk berkomitmen menjadi bagian dari solusi, bukan hanya dalam membangun harmoni sosial, melainkan juga dalam menavigasi arah baru ekonomi bangsa,” kata Wakil Ketua Umum Perhimpunan INTI Lexyndo Hakim dalam keterangan resmi yang diterima wasantaraonline.com.
Dengan semangat taking role, Perhimpunan Indonesia Tionghoa siap memperluas jangkauan kolaborasi, mendorong inovasi, dan memperkuat peran diaspora dalam mempertemukan peluang global dengan potensi lokal.
“Kami percaya, masa depan Indonesia akan dibentuk mereka yang berani merangkul perubahan, tanpa meninggalkan akar budaya dan jati dirinya,” tutup Lexyndo.(*)