Langkah ini merupakan bentuk dukungan konkret terhadap visi pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, terutama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Unit produksi ini akan mengusung konsep integrated farming, yang bukan hanya menanam dan beternak, tapi juga mengolah hasilnya menjadi produk bernilai tambah. TNI juga menggandeng masyarakat, khususnya para petani, dalam menjalankan program ini—menciptakan kolaborasi yang kuat antara militer dan rakyat.
Untuk memastikan kesiapan prajurit, TNI bekerja sama dengan IPB University, kampus pertanian terdepan di Indonesia. Para prajurit akan digembleng dalam pelatihan teknis selama lima hari, mencakup pertanian, peternakan, perikanan, hingga ekosistem bisnis.
“Kami ingin prajurit jadi kader penggerak di lapangan,” ujar Mayjen Mohamad Naudi Nurdika, Aster Panglima TNI.
Sementara itu, Prof. Ernan Rustiadi dari IPB menegaskan pentingnya kolaborasi ini dalam menciptakan sistem pangan yang tangguh dan berbasis komunitas.
Lebih dari sekadar ketahanan pangan, program ini adalah langkah strategis menghadapi tantangan global: krisis iklim, pasokan pangan, hingga ketimpangan ekonomi. Dan TNI, lewat tangan-tangan prajuritnya, siap hadir sebagai solusi.
